CILACAP, (CIMED) – Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji mengaku belum menerima laporan terkait adanya seorang Kepala Dinas (OPD) yang diduga memiliki hubungan khusus (selingkuh, red) dengan perempuan lain selain istri resmi hingga punya anak.
“Kalau saya belum tahu. Iya nanti, itu BKD (BKPPD) yang tahu,” kata Tatto ditemui usai rakor inflasi daerah dan kenaikan harga BBM di ruang Prasanda Kantor Bupati Cilacap, Selasa (6/9/2022).
Disinggung mengenai sikap Bupati jika nantinya sudah tahu, Tatto dengan tegas menyatakan nanti akan mengundang yang bersangkutan untuk dimintai keterangan.
“Ini kan belum ada laporan jadi belum tahu. Cuma, kalau grengsang-grengseng iya, tapi wong saya belum tahu yang diam saja dulu,” tegasnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Cilacap, Budi Santosa belum merespon.
Diberitakan sebelumnya, seorang oknum pejabat eselon II inisial B yang belum genap dua bulan menjabat sebagai salah satu Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau Kepala Dinas di lingkungan Pemkab Cilacap diduga memiliki hubungan khusus dengan seorang perempuan hingga memiliki anak. Padahal yang bersangkutan sudah berkeluarga, namun ironisnya memiliki hubungan terlarang sejak lama.
Kabar tak sedap itu mencuat setelah perempuan yang menjadi pasangan gelap oknum pejabat itu menjalani persalinan di sebuah rumah sakit ternama di Kota Cilacap pada pertengahan 2022 lalu.
Saat dikonfirmasi wartawan terkait tudingan miring yang dialamatkan kepada dirinya, yang bersangkutan tidak mengiyakan namun juga tidak membantah secara tegas dan hanya pasrah.
“Saya sudah pasrah. Kalau ada kesempatan, malah saya mau nyalon dewan saja apa gimana. Cuma, saya sendiri dan juga dari Kabupaten masih mencari kejelasan terkait sebenarnya ada motif apa bisa seperti ini,” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya pada awal September 2022 ini.
Menurutnya, saat ini dirinya masih menyiapkan langkah apa yang akan dilakukan kedepan misalnya dengan tetap bertahan atau melakukan perlawanan karena sudah menyangkut pencemaran nama baik. Hanya saja, lanjut dia, risiko terburuk bagi dirinya bisa kehilangan jabatan yang belum genap dua bulan dijabat sebagai Kepala OPD di lingkungan Pemkab Cilacap.
“Saya masih baru jadi Kepala Dinas. Mungkin, risiko terjelek tahu sendirilah sanksinya,” ujarnya.
Diakui, kabar miring itu sudah sampai ditelinga Bupati Cilacap. Buntutnya dirinya langsung dipanggil dan ditanya langsung oleh Bupati Cilacap terkait kejadian yang sebenarnya. Bahkan Bupati meminta dirinya untuk melakukan tes DNA.
“Saya tidak mengakui. Maka pak Bupati meminta untuk tes DNA dan saya siap,” bebernya.
Disinggung mengenai hubungan dengan perempuan itu, B menyebut memang sudah kenal lama sejak 2017. Namun dirinya tidak menjelaskan secara rinci seperti apa hubungannya selama berjalannya waktu hingga akhirnya namanya disebut-sebut dalam kasus ini.
“Sudah kenal lama. Dan kebetulan nama saya dipakai untuk mendaftar, tapi dampaknya sampai luas begini. Setelah kabarnya beredar saya sudah mencoba mendatangi rumah orangtuanya dan kondisinya memprihatinkan,” tuturnya.
Kendati demikian yang bersangkutan mengakui jika ini merupakan ketelodoran yang dilakukannya. Oleh karenanya, dirinya siap menerima konsekwensi sanksi apa pun.
“Kalau bisa saya dikasih waktu untuk menyelesaikan ini. Namun jika tidak, saya pasrah,” pungkasnya.