Mengais Rejeki Diantara Sulitnya Mendapat Air Bersih |
Oleh Wagino |
Minggu, 20 Juli 2008 13:31 |
Berburu air bersih yang dilakukan Kemis tak lain untuk menyambung hidup keluarganya yang merupakan warga kurang beruntung. Kehidupannya serba pas-pasan, bahkan boleh dibilang kurang. Ia menjadi penopang beberapa keluarga yang membutuhkan air bersih yang kini sudah mulai sulit didapat. Meski sudah ada mobil tangki air bersih yang mengirimkan bantuan ke desanya namun dirasa masih kurang sehingga jasa pengangsu air bersih seperti Kemis sangat membantu warga. Konsekwensinya tentu menambah pengeluaran untuk membeli air bersih. Dengan bermodal sepeda tua dan empat jirigen dan corong, lelaki dengan tujuh orang anak ini mengais air untuk dijual kepada tetangga terdekat untuk keperluan masak dan minum serta memenuhi keluarga sendiri. Air bersih yang didapat Kemis diperoleh dengan cara ngangsu (menimba) di beberapa sumur milik warga yang airnya tawar. Kemis, salah satu warga RT 03 / RW 03 Dusun Parid, Desa Ujungmanik mengaku beralih “Hanya ini yang bisa saya lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga,” katanya lirih. Rata-rata dalam sehari Kemis mampu mengangkut air bersih sebanyak lima kali jalan. Satu jirigen berisi 30 liter air dijual dengan harga Rp 2.500. Sehingga uang yang didapatkan Kemis dalam sehari mencapai Rp 50.000. Kemis tidak sendirian, ada beberapa warga lain yang berprofesi sama. Bedanya pada alat pengangkut yang digunakan, bila Kemis menggunakan sepeda tua untuk mengangkut jirigen berisi air, sedang warga lain menggunakan sepeda motor serta becak. Air bersih yang didapat dari jasa pengangsu seperti Kemis dan mobil tangki bantuan dari Pemerintah Kabupaten Cilacap digunakan untuk keperluan masak dan minum warga Desa Ujungmanik. Sementara untuk keperluan mandi dan mencuci sebagian warga memilih mengambil air dari sawah-sawah terdekat. Mereka membuat kubangan menyerupai sumur kemudian ditimba. Berburu air saat musim kemarau tiba seolah menjadi pemandangan biasa bagi warga Desa Ujungmanik. Kesulitan air bersih setiap tahun selalu mengancam namun hingga kini belum ada pemecahannya. |