Rusunawa Terlantar Meski Siap Huni Sejak Satu Tahun Lalu |
Oleh Wagino |
Minggu, 27 Juli 2008 18:32 |
Beragam alasan dikemukakan warga nelayan yang seharusnya sudah menempati bangunan yang telah dibangun pada tahap awal sebanyak 96 unit. Mereka enggan menempati rusunawa tersebut karena tak sesuai dengan kebutuhan nelayan.
Bagaimana tidak, kondisi ruangan yang bertingkat-tingkat menyulitkan nelayan mengangkut peralatan seperti jarring, mesin perahu dan perlengkapan lain.
“Kita kerepotan kalau harus naik turun setiap dengan beban berat,” kata salah seorang warga nelayan yang bermukim di seberang rusunawa kepada CilacapMedia.com, Minggu (27/7).
Selain itu, dengan ukuran 4 x 5 meter mereka mengaku kesulitan menyimpan peralatan penangkap ikan. Luas ruang dengan lebar 4 meter terasa semakin sempit pasalnya dibagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh dinding tembok. Ruang utama dengan lebar 250 sentimeter berfungsi sebagai ruang tidur, ruang tamu, ruang makan dan ruang keluarga. Sedang sisanya selebar 150 sentimeter untuk dapur dan kamar mandi/wc.
Berdasar informasi yang dihimpun CilacapMedia.com, permasalahan enggannya warga nelayan menempati rusunawa juga dipicu harga sewa yang mahal. Nelayan menghendaki harga yang terjangkau sesuai dengan kemampuan. Sementara harga yang dipatok pemerintah masih berkutat di Rp 200.000 per bulan.
Menanggapi rusun yang diperuntukan warga nelayan namun belum kunjung dihuni, Ketua II Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Cilacap, Indon Cahyono, mengatakan, sejak rusun itu didirikan oleh Bagian Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Cilacap pada Desember 2006 lalu, baik nelayan maupun pengurus HNSI memang tak ada yang dilibatkan. Karena itu pula sebabnya, rusun itu tak diminati nelayan.
Harga sewa yang dipatok pemerintah, kata dia, cukup memberatkan warga nelayan yang sebagian hidup pas-pasan.
Berdasar pantauan CilacapMedia.com, meski bangunan rusun tahap pertama yang telah berdiri dan siap huni masih kosong, namun saat ini pembangunan rusunawa tahap kedua yang menyediakan 96 unit tengah dikerjakan. |