CILACAP,(CIMED) – Pertashop yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Nogrohu Sejahtera Desa Planjan Kecamatan Kesugihan baru beroperasi pada Juni 2021 lalu. Namun, dalam perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pasalnya sudah berhasil memberikan konstribusi terhadap Pendapatan Asli Desa (PADes) antara Rp 7-8 juta per bulan. Termasuk menggali potensi usaha lain di sekitar lokasi Pertashop dan telah menyumbang PADes yang tak kecil nilainya. Keberhasilan ini membuat Pertashop yang dikelola BUMDes Nogrohu Sejaterha milik Desa Planjan menjadi percontohan nasional untuk mempercepat persebaran Pertashop di desa-desa.
Ketua BUMDes Nogrohu Sejahtera Desa Planjan, Daryanto menyampaikan, ketika dirinya menjadi pengurus BUMDes pada Pebruari 2021 saat itu pemerintah sedang gencar mencanangkan program Pertashop di desa-desa dengan tujuan menjadikan desa yang mandiri dan pemberdayaan di masyarakat.
“Saya sebagai Ketua BUMDes menyambut baik program Pertamina dan pemerintah baik pusat maupun daerah dengan tujuan menjadikan desa mandiri dan pemberdayaan di masyarakat. Melihat prospek bagus ini kemudian dari Pemerintah Desa Planjan mengalokasikan anggaran untuk membangun Pertashop. Ditambah menggandeng investor lokal desa patungan mendirikan Pertashop untuk melayani masyarakat Desa Planjan dan sekitarnya,” kata Daryono saat menyampaikan success story, Rabu (15/12/2021).
Disebutkan, sejak awal beroperasi pada 1 Juni 2021 keberadaan Pertashop yang dikelola BUMDes mampu memberikan kontribusi PADes antara Rp7-8 juta setiap bulannya. Pada bulan pertama operasi PADes masih kisaran Rp 5-6 juta. Dan sekarang dengan omset rata-rata Rp 40 juta per bulan, setelah dikurangi biaya operasional dan sebagainya kontribusi PADes rata-rata kisaran Rp 7-8 juta per bulan.
“Dalam sehari Pertashop menyalurkan BBM rata-rata 2.300 liter dengan kapasitas tanki 3.000 liter, tiap hari dikirim dari Pertamina. Rencananya kita ingin tingkatkan ke angka 7.000 liter per hari, dengan harapan dari pemerintah maupun Pertamina ada penambahan satu pompa lagi (modular) yang bisa mendukung kegiatan Pertashop kami,” ungkapnya.
Tak hanya menjual BBM, Pertashop yang dikelola BUMDes Nogrohu Sejahtera yang dipimpinnya juga menggali usaha lain diantaranya penjualan produk tabung LPG, produk pelumas Pertamina, agen penjualan tiket bus, hingga pengelolaan lapangan futsal di sekitar lokasi Pertashop. Termasuk bekerjasama dengan ASIAP, aplikasi berbasis andorid yang menyediakan beragam fitur untuk melayani masyarakat.
“Kita juga sudah bekerjasama dengan UII Net untuk menyediakan layanan internet murah bagi masyarakat Desa Planjan. Kami berharap apa yang dilakukan BUMDes Nogrohu Sejahtera bisa memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Planjan dan Pemdes Planjan sehingga menjadi desa mandiri,” paparnya.
Camat Kesugihan Basuki Priyo Nugroho mengatakan saat ini ada tiga Pertashop yang ada di wilayah Kecamatan Kesugihan, dua diantaranya dikelola BUMDes termasuk di Desa Planjan. Pihaknya secara rutin memfasilitasi BUMDes yang ada di wilayahnya untuk pengembangan. Di wilayah Kecamatan Kesugihan terdapat 16 BUMDes yang bergerak dalam berbagai jasa layanan kepada masyarakat, mulai dari bidang kesehatan, keuangan hingga usaha rental.
Dalam kesempatan itu Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman mengapresiasi BUMDes Nogrohu Sejahtera yang mampu mengembangan berbagai unit usaha untuk menyumbang PADes.
Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri, Yusharto Huntoyungo saat mengunjungi Pertashop yang dikelola BUMDes Nogrohu Sejahtera Desa Planjan mengatakan, dari pengamatan operasional sudah merupakan prestasi yang luar biasa dibandingan dengan beberapa Pertashop yang pernah dikunjungi.
“Dengan demikian keberadaan pertashop ini akan memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat Desa Planjan dan sekitarnya. Mudah-mudahan ini menjadi model untuk pengembangan Pertashop kedepan. Dan akan lebih banyak kolaburasi menghasilkan tingkat produktifitas yang tinggi bagi pemerintah desa. Diantara kolaburasi penjualan produk berkaitan dengan gas, pelumas dan jasa lainnya,” katanya.
Yusharto menyebutkan, Pertashop di desa-desa merupakan kerjasama antara Kementerian Dalam Negeri dengan PT Pertamina (Persero) dalam meningkatkan nilai ekonomi masyarakat pedesaan, yang telah dijalankan sejak awal tahun 2020. Kerjasama seperti ini pada 2021 ditargetkan sebanyak 10.000 Pertashop dan sudah tercapai sekitar 34 persen.
“Jadi kita terus berusaha, mudah-mudahan target yang tidak tercapai pada 2021 akan dipercepat ditahun-tahun mendatang. Dan menjadikan Kabupaten Cilacap sebagai benchmarking pengembangan pertashop di tempat lain. Karena di Kabupaten Cilacap tingkat percepatannya lebih dari dibandingkan Kabupaten-kabupaten lain,” bebernya.
Disinggung mengenai kendala, dia mengatakan lebih pada keraguan dalam memulai usaha. Bagaimana model skema usaha ini belum dipahami utuh oleh masyarakat atau mitra, sehingga masih ada keraguan untuk berinvestasi.
“Hal lain yang berkaitan dengan perijinan terus kita lakukan kemudahan-kemudahan diantara dengan pemberian dispensasi dari Kementerian Dalam Negeri dan terus berkoordinasi dengan Kementerian lain,” tandasnya.
Sementara itu Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho mengungkapkan, Kabupaten Cilacap merupakan salah satu daerah dengan persebaran Pertashop yang cukup pesat dibanding daerah lainnya di Indonesia.
“Sejauh ini terdapat 63 Pertashop sudah siap beroperasi di kabupaten Cilacap. Jumlah tersebut merupakan persebaran tertinggi di antara daerah lain, khususnya di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),” ungkap Brasto.
Brasto berharap keberhasilan BUMDes Nugrohu Sejahtera dalam mengembangkan usaha Pertashop dapat diikuti oleh BUMDes lainnya, tidak hanya di Cilacap namun di daerah-daerah lainnya. Pertamina terus membuka kesempatan bagi pengusaha-pengusaha lokal, baik dalam bentuk lembaga maupun perseorangan untuk berinvestasi Pertashop.
“Selain BUMDes, Pertamina juga sebelumnya telah mengembangkan skema kerjasama kemitraan dengan pesantren yang juga pertama kali dirintis di Cilacap, dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian pesantren,” pungkasnya.